Rabu, 15 November 2017

BUDIDAYA TOKEK

MAKALAH BUDIDAYA SATWA HARAPAN

TOKEK




Disusun Oleh:
                        Ayu Almubdi Sari                             23010115120005
                        Dyah Ayu Ramadhanthy                 23010115120024
                        Dewi Agustina                                   23010115120037
                        Ulfatul Laikha                                   23010115120097
                        Novita Kurniawati                            23010115140111






PROGRAM STUDI S-1 PETERNAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN DAN PERTANIAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2017




BAB I

PENDAHULUAN

1.1.      Latar Belakang

Tokek merupakan salah satu jenis hewan yang biasanaya hidup liar. Hewan ini juga dapat disebut sebagai hewan kontroversial karena banyak orang yang tidak menyukainya dan banyak juga orang yang menyukainya bahkan mengambil keuntungan darinya. Tokek merupakan hewan yang bernilai ekonomi tinggi. Famili Gekkonidae terdiri dari 83 genus dan 670 spesies di seluruh dunia (Grizemk’s 1975), di Indonesia terdapat 13genus dan 50 spesies (Schmidt, 1997), sedangkan dalam data statistik kehutanan terdapat 6 genus dan 13 spesies yang terdaftar sebagai reptil yang diperdagangkan ke luar negeri (Departemen Kehutanan, 2009). Data tersebut menggambarkan betapa sebenarnya tokek dapat memberi keuntungan jika di tekuni dengan benar.
Tokek banyak dimanfaatkan sebagai obat tradisional. Terdapat beberapa penelitian yang menyebutkan bahwa tokek bisa digunakan sebagai penyembuh gatal-gatal pada tubuh, eksim, koreng, panu, kadas dan kurap. Selain itu, sebagai sumber makanan inovasi baru dan obat kanker dengan syarat-syarat tertentu. Meskipun tokek bukan merupakan hewan yang dilindungi akan tetapi kegiatan perburuan tokek di alam bebas akan mengancam populasi tokek di masa yang akan datang. Kegiatan penangkaran merupakan salah satu jalan upaya dalam menjaga kelestarian populasi tokek di alam dan dapat memberikan keuntungan ekonomi. Pengetahuan mengenai tokek di Indonesia juga kurang memadai, oleh sebab itu perlu sekali membuat kajian mengenai budidaya tokek.
BAB II

RUMUSAN MASALAH

1.       Bagaimana peluang bisnis dalam budidaya dan jual beli tokek?
2.       Bagaimana manajemen pemeliharaan dalam budidaya tokek?
3.       Bagaimana sistem pemasaran dalam jual beli tokek?
4.       Bagaimana analisis usaha dari budidaya dan jual beli tokek?


BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1.      Status Konservasi
Tokek merupakan hewan liar dari anggota Famili Gekkonidae yang hidup di daerah tropis dan subtropis dengan jumlah yang cukup besar, kira-kira 75 spesies, dan dapat ditemukan di semua belahan dunia kecuali di Antartika. Tokek terebut termasuk hewan yang termasuk kedalam Apendiks II dimana Apendiks II yaitu suatu jenis yang pada saat ini tidak termasuk kedalam kategori terancam punah namun memiliki kemungkinan untuk terancam punah jika perdagangannya tidak diatur. Perdagangan terhadap jenis yang masuk kategori ini dapat diperbolehkan selama Management Authority dari negara pengekspor mengeluarkan ijin ekspor berdasarkan saran Scientific Authority yang telah mengadakan kajian yang menyimpulkan bahwa perdagangan jenis satwa atau tumbuhan tersebut tidak akan membahayakan kelestariannya di alam. Umumnya tokek berbentuk pipih mendatar dengan permukaan tubuh diselimuti sisik. Tokek dan cicak dapat berhubungan mutualisme dengan manusia, yaitu sebagai pengontrol penyebaran penyakit, karena memangsa nyamuk, lalat, dan serangga lainnya.



Klasifikasi binatang tokek, antara lain:
Kingdom        = Animalia
Phylum           = Chordata
Kelas              = Reptili
Ordo               = Squamata (kadal dan ular),
Subordo          = Lacertilia,
Family            = Gekkonidae (tokek),
Genus             = Gekko
Spesies           = Gekko sp


3.2.      Potensi

Tokek dikenal dengan nama Tokay Gecko, sejenis kadal tetapi tubuhnya lebih besar yang memangsa aneka serangga dan tikus kecil, ternyata mempunyai nilai ekonomis yang tinngi dimana tokek tersebut mempunyai khasiat dan manfaat bagi kesehatan manusia yang diyakini masyarakat dapat menyembuhkan penyakit gatal pada kulit. Selain daging, darah dan empedu tokek juga diyakini bisa menjadi obat. Selain untuk mengontrol penyebaran penyakit, tokek juga digemari pengoleksinya sebagai reptile yang unik. Corak tokek yang beragam memiliki nilai jual tinggi, dan menjadi daya tarik bagi masyarakat. Semakin berkembang jaman peminat tokek semakin banyak. Hal ini menyebabkan harga jual tokek tak jarang menjadi semakin tinggi. Bukan hanya dari tren yang sedang beredar, tapi corak tokek yang semakin unik juga meningkatkan harga jualnya.
Tokek sering digunakan dalam pengobatan tradisional Cina yang memiliki efek anti-tumor. Para ahli pengobatan China mengembangkan obat tumor dari organ tubuh tokek, karena dalam organ tersebut mampu menekan pertumbuhan dan penambahan sel-sel tumor. Tim yang diketuai Prof. Wang dari Universitas Henan, Cina, menunjukkan bahwa zat aktif tokek tidak hanya meningkatkan respons sistem kekebalan tubuh dari suatu organisme, tetapi juga menginduksi sel-sel tumor apoptosis (yang membunuh dirinya sendiri) serta menekan ekspresi protein VEGF dan bFGF, faktor pendukung berkembangnya kanker. Tokek efektif dimanfaatkan untuk menghilangkan tumor ganas, terutama tumor di bagian sistem pencernaan yang dijadikan sebagai alternatif pengobatan, yaitu operasi, radioterapi, dan kemoterapi.
             Maraknya penangkapan satwa tokek belakangan ini yang memang sedang banyak diburu dan harganya yang mahal, kini menjadi rumor baru bahwa tokek dapat menyembuhkan virus HIV/AIDS. Namun, sampai saat ini memang belum ada riset khusus mengenai hal ini tetapi banyak masyarakat yang mempercayainya. Bahkan di beberapa daerah pun terdapat masyarakat yang mengkonsumsinya sebagai makanan ataupun obat penambah gairah seks.
            Data WHO sejauh ini memang belum ditemukan obat untuk mengobati AIDS. Bila dilihat dari sisi kedokteran memang belum ada yang mengadakan penelitian khusus tentang khasiat tokek, namun bila diyakini bisa mengobati atau setidaknya mencegah penyakit AIDS tentu akan menjadi kemajuan besar dalam pengobatan tradisional. Namun medis memang diperlukan untuk menguji khasiat dan kandungan yang ada dalam tokek itu sendiri.
            Tokek memiliki antibodi yang sangat bermanfaat bagi manusia untuk menetralisir racun dalam tubuh yang kita kenal sebagai alergi dengan beberapa klasifikasi segala jenis alergi kulit ataupun alergi pernafasan, seperti asma, gatal-gatal, kudis, eksim dan lain sebagainya. Dan yang lebih utama manfaat dari tokek terdapat pada pangkal ekor nya yang memiliki kemampuan regenerasi sel, yang dipercaya bermanfaat untuk memulihkan tenaga dan mengganti sel tubuh yang rusak setelah sakit atau yang terutama dapat segera mengembalikan fungsi vitalitas pria setelah beraktivitas.
            Penggunaan tokek paling populer untuk mengobati penyakit asma dan dianggap dapat menyembuhkan penyakit tersebut secara efektif. Selain asma, tokek diyakini dapat mengobati impotensi, meningkatkan fungsi seksual pria, serta meningkatkan stamina. Tak hanya itu, terkadang tokek juga dicampurkan dengan obat-obatan lain untuk menyembuhkan batuk dan flu. Dosis yang direkomendasikan adalah tiga sampai sembilan gram per hari, biasanya dikonsumsi dalam bentuk bubuk atau pil, bisa juga direbus dalam air.

3.3.      Manajemen


            Manajemen pemeliharaan tokek harus diperhatikan agar menghasilkan kualitas tokek yang bagus sehingga menghasilkan harga jual yang tinggi. Pemeliharaan tokek yang harus diperhatikan meliputi breeding, feeding, reproduksi, habitat, perkandangan serta pemasaran dari tokek itu sendiri.

3.3.1.   Breeding


            Bibit tokek diperjualbelikan di toko reptil. Sebelum melakukan bisnis atau pemeliharaan tokek harus memperhatikan bibit tokek yang akan dipelihara. Pemilihan bibit bertujuan agar menghasilkan tokek yang berkualitas sehingga menghasilkan daya jual yang tinggi. Cara Memilih bibit tokek yang baik, antara lain:
1.      Pilihlah tokek jantan dengan ciri badan lebih panjang dari kepala begitu juga dengan panjang ekornya, kepala lebih besar dan lebar melebihi dari badannya. Bentuk kepala mmirip kepala ular, tidak pipih tapi tebal.
2.      Pilihlah tokek yang memiliki corak totol merah dan warna cerah serta banyak tonjolan di sekujur kepala, punggung sampai ekor karena corak jenis ini bisa berukuran jumbo.
3.      Cermati dengan jeli bagian ekornya, carilah lingkar cincin berwarna putih yang lebih banyak, ekor tebal.
4.      Hindari memilih bibit tokek yang putus ekornya.
5.      Pilihlah tokek yang sehat dan tidak sedang stres. Ciri-cirinya antara lain agresif, mata menonjol dan tidak cekung.

3.3.2.   Feeding

            Pakan merupakan hal terpenting dalam melakukan budidaya tokek agar kebutuhan nutrisi tokek dapat terpenuhi. Setiap hari tokek diberikan pakan sebanyak dua kali yakni pagi hari dan sore hari. Sebaiknya pakan yang diberikan tokek adalah pakan yang berupa ulat, jangkrik, cacing dan anak tikus. Selain itu, pemberian minum juga diperlukan. Minum yang diberikan hanya berupa air putih biasa, meskipun sebenarnya tokek tidak membutuhkan minum dalam jumlah yang banyak namun setidaknya beri air minum tokek dalam seminggu diberi dua hingga tiga kali.
            Pemberian pakan berupa jangkrik dapat diberikan sebanyak 2-4 jangkrik setiap hari untuk tokek yang masih muda, sedangkan untuk tokek yang memiliki umur lebih tua atau dewasa sebanyak 4-7 jangkrik. Selain itu, pemberian vitamin juga diperlukan untuk menjaga agar kondisi tokek tetap sehat, mengurangi stress di dalam kandang dan untuk perbesaran tokek. Pemberian vitamin dengan cara mencampurkannya ke dalam bahan pakan dan biarkan tokek menjilatinya.

3.3.3.   Reproduksi

            Sistem reproduksi tokek jantan terdiri dari beberapa organ antara lain memiliki alat kelamin khusus (hemipenis), sepasang testis, memiliki epididimis dan vas deferens. Sedangkan tokek betina yaitu memiliki sepasang ovarium, memiliki saluran telur (oviduk) dan berakhir pada saluran kloaka.
            Tokek betina menghasilkan ovum di dalam ovarium. Kemudian bergerak di sepanjang oviduk menuju kloaka. Ovum yang telah dibuahi sperma akan melalui oviduk dan akan dikelilingi oleh cangkang yang tahan air. Sedangkan tokek jantan menghasilkan sperma di dalam testis. Sperma bergerak di sepanjang saluran yang langsung berhubungan dengan testis yaitu epididimis. Sperma kemudian bergerak menuju vas deferens dan berakhir di hemipenis. Hemipenis merupakan dua penis yang dihubungkan oleh satu testis yang dapat di bolak-balik seperti jari-jari pada sarung tangan karet.

           

3.3.4.   Habitat

Habitat tokek berada di pohon besar yang sudah tua dan memiliki lubang di pohon tersebut yang sudah keropos, biasanya digunakan sebagai tempat perlindungan atau persembunyiannya. Tokek juga memiliki habitat di rumah bagian atap.  Tokek dapat beradaptasi dengan sempurna ditempat yang sepi, terhindar dari sinar matahari langsung, kering, bersih dan tidak lembab. Tempat yang terlalu bising dapat menyebabkan stres hingga mengakibatkan kematian pada tokek. Oleh karena itu, dalam pemeliharaannya tokek sebaiknya jangan terlalu sering dipindah-pindahkan dan perlu diberikannya potongan bambu maupun kayu yang memiliki lubang sebagai tempat perlindungannya agar tetap nyaman.

3.3.5.   Perkandangan

            Sistem kandang pada pemeliharaan tokek pada umumnya terdapat 2 tipe kandang, yaitu kandang tunggal dan kandang bersama. Penggunaan kandang tunggal maupun bersama tergantung pada tujuan pemeliharaannya. Kandang tunggal digunakan untuk memelihara tokek dengan tujuan pembesaran ataupun penggemukan, sedangkan kandang bersama bertujuan untuk pengembangbiakkan tokek agar proses perkawinan terjadi secara alami di dalam kandang.









Sumber : Sumber : Susilo dan Rahmat, 2010.
Ilustrasi 2. Kandang tunggal dan Kandang bersama
            Kandang tunggal hanya diisi satu ekor tokek pada masing-masing kandang ukuran kandang tokek yang ditempel pada dinding berukuran 30 x 15 x 45 cm. Material yang digunakan untuk membuat kandang tunggal adalah kayu dan kawat ram, serta diisi di dalam kandangnya tempat air minum dan bambu sebagai tempat persembunyiannya. Kelebihan dari sistem kandang tunggal pada pemeliharaan tokek diantaranya, tokek tidak mudah stres, tidak mudah terserang penyakit, kebersihan kandang lebih terjaga, pertumbuhan badan dan berat relatif lebih cepat serta terhindar dari persaingan makanan antar-individu. Kelemahan sistem kandang tungga, yaitu memerlukan modal yang besar, tempat yang luas, memerlukan waktu yang lama dalam pembagian pakan serta tokek tidak dapat berkembang biak secara alami.
            Kandang bersama dapat diisi lebih dari satu ekor di dalamnya. Pemeliharaan 10 ekor tokek dalam satu kandang membutuhkan kandang berukuran 0 x 30 x 60 cm. Letak kandang berada diatas tanah maupun lantai dengan tiang penyangga 15 cm. Material yang digunakan untuk membuat kandang bersama adalah kayu dan kawat ram, serta diisi di dalam kandangnya tempat air minum dan bambu atau potongan kayu sebagai tempat persembunyiannya dan meletakkan telur-telurnya. Kelebihan sistem kandang bersama yaitu, lebih efektif, efisien dan ekonomis dalam segala hal, seperti modal, material, waktu pemberian pakan dan perawatannya, kemudian tokek dalam kandang bersama lebih mudah dalam melakukan proses perkawinan. Kelemahan sistem kandang bersama adalah pertumbuhan badan dan berat relatif lebih lama, terjadi persaingan pakan, mudah stres dan mudah terkena penyakit lainnya.

3.3.6.   Perkawinan

            Tokek memiliki musim kawin pada akhir kemarau sampai dengan menjelang musim hujan yaitu sekitar bulan September hingga bulan Oktober. Perkawinan tokek dapat dilakukan pada umur minimum 20 bulan untuk pejantan dan 14 bulan untuk tokek betina. Ciri-ciri tokek siap untuk kawin, baik jantan maupun betina diantaranya :
1.      Alat kelamin terlihat membesar dan basah pada betina.
2.      Sering menggerak-gerakkan ekornya.
3.      Tokek terlihat agresif didalam kandang, tetapi kadang-kadang tidak bergairah.
4.      Tokek terlihat gelisah dengan bergerak mengitari kandang seakan-akan ingin mencari jalan keluar.
5.      Nafsu makan berkurang atau hilang sama sekali.
Perkawinan tokek tidak dilakukan di kandang betina, melainkan di kandang pejantan, sehingga betina yang siap untuk dikawinkan segera dipindahkan ke kandang pejantan untuk melakukan perkawinan. Hal tersebut dilakukan karena tokek jantan lebih mudah stres dengan perubahan secara mendadak, salah satunya adalah pemindahan kandang baru yang dapat menyebabkan tokek beradaptasi lebih lama. Proses pemindahan tokek betina ke dalam kandang tokek jantan pun dilakukan secara hati-hati dan tidak membuat kegaduhan agar tokek jantan tidak merasa terganggu yang dapat menyebabkan stres.
Proses perkawinan tokek dimulai dengan tokek jantan yang mengeluarkan suara secara berulang-ulang ntuk menarik betina, kemudian tokek jantan akan mendekati betina dari belakang dan keduanya bergerak dari sisi ke sisi dengan posisi jantan memegang betina menggunakan giginya, menggigit betina di daerah leher. Setelah satu bulan, betina akan segera bertelur dengan sekali bertelur tokek mampu mengeluarkan dua butir telur.
Sumber : Susilo dan Rahmat, 2010.
Ilustrasi 1. Telur Tokek
Tokek biasanya menyimpan telur-telurnya di dinding kandang atau sarang agar aman dan tidak terganggu atau bahkan dimakan oleh tokek lainnya. Tokek betina akan menjaga telurnya selama beberapa hari, setelah itu telur akan dibiarkan hingga menetas. Sehingga, pemindahan telur tokek perlu dilakukan untuk menjaga telur-telurnya dan siap untuk ditetaskan.

3.4.      Pemasaran
            Tokeke memiliki nilai jual sebagai obat, soial dan hewan peliharaan. Tokek sebagai obat dimnfaatkan bagian tubuh tokek seperti lidah, darah dan empedu biasanya digunakan sebagai salep untuk penyakit kulit.  Selain itu tokek juga dapat  digunakan sebagai obat kuat dan obat batuk darah, koreng,panu dan kadas.  
Nilai sosial karena beberapa orang atau derah menganggap tokek memiliki daya mistis. Tokek yang memiliki ekor bercabang dan menghadap ketas banyak diyakini masyarakt cina sebagai pembawa keberuntungan.
Penjualan dalam bentuk hidup diekspor ke negara Amerika serikat, Peranis, Belanda, Jerman dan kanada serta Cina. Sedangkan untuk di Indonesia dijual dengan cara diolah terlebih dahulu menjadi sate, keripik dan laian-lain

3.5.      Analisis Usaha

1. Tarantula untuk Fancy
Investasi
·         Kandang                                                                     Rp 1.500.000,-           
·         Tokek  bobot 1 ons                 1 @ Rp 200.000          Rp 1.200.000,-
·         Peralatan                                                                     Rp 200.000,-
Total investasi                                                                        Rp 2.900.000,-
Biaya Produksi
Biaya tidak tetap
·         Pakan                                                                         Rp 150.000,-              
ü  Ulat                            Rp 50.000,-
ü  Jangkrik                      Rp 50.000,-
ü  Anak Tikus                 Rp 50.000,-
Total Biaya tidak tetap                                                         Rp 3.050.000,-
Total Biaya Produksi
Deskripsi
Jumlah (Rp)
Investasi
2.900.000,-
Biaya tidak tetap
150.000,-
Total Biaya
3.050.000,-

Total Penerimaan
Penerimaan
Jumlah
Total (Rp)
Penjualan tokek bobot 3,5 ons
24 ekor @ 100.000.000
2.400.000.000,-
Penjualan tokek bobot diata 4 ons
6 ekor @ 50.000.000
1.200.000.000
Total

3.600.000.000

Total Keuntungan

Total penerimaan – total biaya produksi         = Rp 3.600.000.000 – Rp 3.050.000
                                                                        = Rp 3.596.940.000,-                         










DAFTAR PUSTAKA

Susilo, A. B. dan P. Rahmat. 2010. Dahsyatnya Bisnis Tokek. AgroMedia Pustaka, Jakarta.

AgroMedia, R. 2010. Tips Jitu Memelihara 9 Hewan Kesayangan Populer. AgroMedia Pustaka, Jakarta.


BANGSA SAPI DI DUNIA

 BANGSA-BANGSA SAPI DI DUNIA

DOWNLOAD 






































 

Sandal Jepit Template by Ipietoon Cute Blog Design