MAKALAH
BUDIDAYA SATWA HARAPAN
“ TOKEK “
Disusun
Oleh:
Ayu Almubdi Sari 23010115120005
Dyah Ayu Ramadhanthy 23010115120024
Dewi Agustina 23010115120037
Ulfatul Laikha 23010115120097
Novita Kurniawati 23010115140111
PROGRAM STUDI S-1
PETERNAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN DAN PERTANIAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2017
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Tokek
merupakan salah satu jenis hewan yang biasanaya hidup liar. Hewan ini juga
dapat disebut sebagai hewan kontroversial karena banyak orang yang tidak menyukainya
dan banyak juga orang yang menyukainya bahkan mengambil keuntungan darinya. Tokek
merupakan hewan yang bernilai ekonomi tinggi. Famili Gekkonidae terdiri dari 83
genus dan 670 spesies di seluruh dunia (Grizemk’s 1975), di Indonesia terdapat
13genus dan 50 spesies (Schmidt, 1997), sedangkan dalam data statistik kehutanan
terdapat 6 genus dan 13 spesies yang terdaftar sebagai reptil yang diperdagangkan
ke luar negeri (Departemen Kehutanan, 2009). Data tersebut menggambarkan betapa
sebenarnya tokek dapat memberi keuntungan jika di tekuni dengan benar.
Tokek
banyak dimanfaatkan sebagai obat tradisional. Terdapat beberapa penelitian yang
menyebutkan bahwa tokek bisa digunakan sebagai penyembuh gatal-gatal pada
tubuh, eksim, koreng, panu, kadas dan kurap. Selain itu, sebagai sumber makanan inovasi baru dan obat kanker dengan
syarat-syarat tertentu. Meskipun tokek bukan merupakan hewan yang dilindungi
akan tetapi kegiatan perburuan tokek di alam bebas akan mengancam populasi tokek
di masa yang akan datang. Kegiatan penangkaran merupakan salah satu jalan upaya
dalam menjaga kelestarian populasi tokek
di alam dan dapat memberikan keuntungan ekonomi. Pengetahuan mengenai tokek di Indonesia
juga kurang memadai, oleh sebab itu perlu sekali membuat kajian mengenai budidaya tokek.
BAB II
RUMUSAN MASALAH
1.
Bagaimana peluang bisnis dalam budidaya dan
jual beli tokek?
2.
Bagaimana manajemen pemeliharaan dalam budidaya
tokek?
3.
Bagaimana sistem pemasaran dalam jual beli
tokek?
4.
Bagaimana analisis usaha dari budidaya dan
jual beli tokek?
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1. Status Konservasi
Tokek merupakan hewan liar dari anggota Famili Gekkonidae yang hidup di daerah
tropis dan subtropis dengan jumlah yang cukup besar, kira-kira 75 spesies, dan
dapat ditemukan di semua belahan dunia kecuali di Antartika. Tokek terebut
termasuk hewan yang termasuk kedalam Apendiks II dimana Apendiks II yaitu suatu
jenis yang pada saat ini tidak termasuk kedalam kategori terancam punah namun
memiliki kemungkinan untuk terancam punah jika perdagangannya tidak diatur. Perdagangan terhadap jenis yang masuk kategori ini dapat
diperbolehkan selama Management Authority dari negara pengekspor mengeluarkan
ijin ekspor berdasarkan saran Scientific Authority yang telah mengadakan kajian
yang menyimpulkan bahwa perdagangan jenis satwa atau tumbuhan tersebut tidak
akan membahayakan kelestariannya di alam. Umumnya tokek berbentuk pipih
mendatar dengan permukaan tubuh diselimuti sisik. Tokek dan cicak dapat
berhubungan mutualisme dengan manusia, yaitu sebagai pengontrol penyebaran penyakit, karena memangsa nyamuk, lalat, dan
serangga lainnya.
Klasifikasi
binatang tokek, antara lain:
Kingdom =
Animalia
Phylum
= Chordata
Kelas
=
Reptili
Ordo
= Squamata (kadal dan ular),
Subordo
= Lacertilia,
Family
= Gekkonidae
(tokek),
Genus
= Gekko
Spesies
= Gekko sp
3.2. Potensi
Tokek dikenal dengan nama
Tokay Gecko, sejenis kadal tetapi tubuhnya lebih besar yang memangsa aneka
serangga dan tikus kecil, ternyata mempunyai nilai ekonomis yang tinngi dimana
tokek tersebut mempunyai khasiat dan manfaat bagi kesehatan manusia yang
diyakini masyarakat dapat menyembuhkan penyakit gatal pada kulit. Selain daging, darah dan empedu tokek juga diyakini bisa menjadi
obat. Selain untuk mengontrol penyebaran penyakit, tokek juga digemari
pengoleksinya sebagai reptile yang unik. Corak tokek yang beragam memiliki
nilai jual tinggi, dan menjadi daya tarik bagi masyarakat. Semakin berkembang
jaman peminat tokek semakin banyak. Hal ini menyebabkan harga jual tokek tak
jarang menjadi semakin tinggi. Bukan hanya dari tren yang sedang beredar, tapi
corak tokek yang semakin unik juga meningkatkan harga jualnya.
Tokek sering
digunakan dalam pengobatan tradisional Cina yang memiliki efek anti-tumor. Para
ahli pengobatan China mengembangkan obat tumor dari organ tubuh tokek, karena
dalam organ tersebut mampu menekan pertumbuhan dan penambahan sel-sel tumor.
Tim yang diketuai Prof. Wang dari Universitas Henan, Cina, menunjukkan bahwa
zat aktif tokek tidak hanya meningkatkan respons sistem kekebalan tubuh dari
suatu organisme, tetapi juga menginduksi sel-sel tumor apoptosis (yang membunuh
dirinya sendiri) serta menekan ekspresi protein VEGF dan bFGF, faktor pendukung
berkembangnya kanker. Tokek efektif dimanfaatkan untuk menghilangkan tumor
ganas, terutama tumor di bagian sistem pencernaan yang dijadikan sebagai
alternatif pengobatan, yaitu operasi, radioterapi, dan kemoterapi.
Maraknya
penangkapan satwa tokek belakangan ini yang memang sedang banyak diburu dan
harganya yang mahal, kini menjadi rumor baru bahwa tokek dapat menyembuhkan
virus HIV/AIDS. Namun, sampai saat ini memang belum ada riset khusus mengenai
hal ini tetapi banyak masyarakat yang mempercayainya. Bahkan di beberapa daerah
pun terdapat masyarakat yang mengkonsumsinya sebagai makanan ataupun obat
penambah gairah seks.
Data
WHO sejauh ini memang belum ditemukan obat untuk mengobati AIDS. Bila dilihat
dari sisi kedokteran memang belum ada yang mengadakan penelitian khusus tentang
khasiat tokek, namun bila diyakini bisa mengobati atau setidaknya mencegah
penyakit AIDS tentu akan menjadi kemajuan besar dalam pengobatan tradisional.
Namun medis memang diperlukan untuk menguji khasiat dan kandungan yang ada
dalam tokek itu sendiri.
Tokek memiliki
antibodi yang sangat bermanfaat bagi manusia untuk menetralisir racun dalam
tubuh yang kita kenal sebagai alergi dengan beberapa klasifikasi segala jenis
alergi kulit ataupun alergi pernafasan, seperti asma, gatal-gatal, kudis, eksim
dan lain sebagainya. Dan yang lebih utama manfaat dari tokek terdapat pada pangkal
ekor nya yang memiliki kemampuan regenerasi sel, yang dipercaya bermanfaat
untuk memulihkan tenaga dan mengganti sel tubuh yang rusak setelah sakit atau
yang terutama dapat segera mengembalikan fungsi vitalitas pria setelah
beraktivitas.
Penggunaan tokek
paling populer untuk mengobati penyakit asma dan dianggap dapat menyembuhkan
penyakit tersebut secara efektif. Selain asma, tokek diyakini dapat mengobati
impotensi, meningkatkan fungsi seksual pria, serta meningkatkan stamina. Tak
hanya itu, terkadang tokek juga dicampurkan dengan obat-obatan lain untuk
menyembuhkan batuk dan flu. Dosis yang direkomendasikan adalah tiga sampai
sembilan gram per hari, biasanya dikonsumsi dalam bentuk bubuk atau pil, bisa
juga direbus dalam air.
3.3. Manajemen
Manajemen pemeliharaan tokek harus diperhatikan agar
menghasilkan kualitas tokek yang bagus sehingga menghasilkan harga jual yang
tinggi. Pemeliharaan tokek yang harus diperhatikan meliputi breeding, feeding,
reproduksi, habitat, perkandangan serta pemasaran dari tokek itu sendiri.
3.3.1. Breeding
Bibit
tokek diperjualbelikan di toko reptil. Sebelum melakukan bisnis atau
pemeliharaan tokek harus memperhatikan bibit tokek yang akan dipelihara.
Pemilihan bibit bertujuan agar menghasilkan tokek yang berkualitas sehingga
menghasilkan daya jual yang tinggi. Cara Memilih bibit tokek yang baik, antara
lain:
1.
Pilihlah tokek jantan dengan ciri badan
lebih panjang dari kepala begitu juga dengan panjang ekornya, kepala lebih
besar dan lebar melebihi dari badannya. Bentuk kepala mmirip kepala ular, tidak
pipih tapi tebal.
2.
Pilihlah tokek yang memiliki corak totol
merah dan warna cerah serta banyak tonjolan di sekujur kepala, punggung sampai
ekor karena corak jenis ini bisa berukuran jumbo.
3.
Cermati dengan jeli bagian ekornya,
carilah lingkar cincin berwarna putih yang lebih banyak, ekor tebal.
4.
Hindari memilih bibit tokek yang putus
ekornya.
5.
Pilihlah tokek yang sehat dan tidak
sedang stres. Ciri-cirinya antara lain agresif, mata menonjol dan tidak cekung.
3.3.2. Feeding
Pakan
merupakan hal terpenting dalam melakukan budidaya tokek agar kebutuhan nutrisi
tokek dapat terpenuhi. Setiap hari tokek diberikan pakan sebanyak dua kali
yakni pagi hari dan sore hari. Sebaiknya pakan yang diberikan tokek adalah
pakan yang berupa ulat, jangkrik, cacing dan anak tikus. Selain itu, pemberian
minum juga diperlukan. Minum yang diberikan hanya berupa air putih biasa,
meskipun sebenarnya tokek tidak membutuhkan minum dalam jumlah yang banyak
namun setidaknya beri air minum tokek dalam seminggu diberi dua hingga tiga
kali.
Pemberian
pakan berupa jangkrik dapat diberikan sebanyak 2-4 jangkrik setiap hari untuk
tokek yang masih muda, sedangkan untuk tokek yang memiliki umur lebih tua atau
dewasa sebanyak 4-7 jangkrik. Selain itu, pemberian vitamin juga diperlukan
untuk menjaga agar kondisi tokek tetap sehat, mengurangi stress di dalam
kandang dan untuk perbesaran tokek. Pemberian vitamin dengan cara
mencampurkannya ke dalam bahan pakan dan biarkan tokek menjilatinya.
3.3.3. Reproduksi
Sistem reproduksi tokek jantan terdiri dari beberapa
organ antara lain memiliki alat kelamin khusus (hemipenis), sepasang testis,
memiliki epididimis dan vas deferens. Sedangkan tokek betina yaitu memiliki
sepasang ovarium, memiliki saluran telur (oviduk) dan berakhir pada saluran
kloaka.
Tokek betina menghasilkan ovum di dalam ovarium. Kemudian
bergerak di sepanjang oviduk menuju kloaka. Ovum yang telah dibuahi sperma akan
melalui oviduk dan akan dikelilingi oleh cangkang yang tahan air. Sedangkan
tokek jantan menghasilkan sperma di dalam testis. Sperma bergerak di sepanjang
saluran yang langsung berhubungan dengan testis yaitu epididimis. Sperma
kemudian bergerak menuju vas deferens dan berakhir di hemipenis. Hemipenis
merupakan dua penis yang dihubungkan oleh satu testis yang dapat di bolak-balik
seperti jari-jari pada sarung tangan karet.
3.3.4. Habitat
Habitat
tokek berada di pohon besar yang sudah tua dan memiliki lubang di pohon
tersebut yang sudah keropos, biasanya digunakan sebagai tempat perlindungan
atau persembunyiannya. Tokek juga memiliki
habitat di rumah bagian atap. Tokek
dapat beradaptasi dengan sempurna ditempat yang sepi, terhindar dari sinar
matahari langsung, kering, bersih dan tidak lembab. Tempat yang terlalu bising
dapat menyebabkan stres hingga mengakibatkan kematian pada tokek. Oleh karena
itu, dalam pemeliharaannya tokek sebaiknya jangan terlalu sering
dipindah-pindahkan dan perlu diberikannya potongan bambu maupun kayu yang
memiliki lubang sebagai tempat perlindungannya agar tetap nyaman.
3.3.5. Perkandangan
Sistem
kandang pada pemeliharaan tokek pada umumnya terdapat 2 tipe kandang, yaitu
kandang tunggal dan kandang bersama. Penggunaan kandang tunggal maupun bersama
tergantung pada tujuan pemeliharaannya. Kandang tunggal digunakan untuk
memelihara tokek dengan tujuan pembesaran ataupun penggemukan, sedangkan
kandang bersama bertujuan
untuk pengembangbiakkan
tokek agar proses
perkawinan terjadi secara
alami di dalam kandang.
|
|
Sumber : Sumber : Susilo dan Rahmat, 2010.
|
Ilustrasi
2. Kandang tunggal dan Kandang bersama
Kandang
tunggal hanya diisi satu ekor tokek pada masing-masing kandang ukuran kandang
tokek yang ditempel pada dinding berukuran 30 x 15 x 45 cm. Material yang
digunakan untuk membuat kandang tunggal adalah kayu dan kawat ram, serta diisi
di dalam kandangnya tempat air minum dan bambu sebagai tempat persembunyiannya.
Kelebihan dari sistem kandang tunggal pada pemeliharaan tokek diantaranya,
tokek tidak mudah stres, tidak mudah terserang penyakit, kebersihan kandang
lebih terjaga, pertumbuhan badan dan berat relatif lebih cepat serta terhindar
dari persaingan makanan antar-individu. Kelemahan sistem kandang tungga, yaitu
memerlukan modal yang besar, tempat yang luas, memerlukan waktu yang lama dalam
pembagian pakan serta tokek tidak dapat berkembang biak secara alami.
Kandang
bersama dapat diisi lebih dari satu ekor di dalamnya. Pemeliharaan 10 ekor
tokek dalam satu kandang membutuhkan kandang berukuran 0 x 30 x 60 cm. Letak
kandang berada diatas tanah maupun lantai dengan tiang penyangga 15 cm.
Material yang digunakan untuk membuat kandang bersama adalah kayu dan kawat
ram, serta diisi di dalam kandangnya tempat air minum dan bambu atau potongan
kayu sebagai tempat persembunyiannya dan meletakkan telur-telurnya. Kelebihan
sistem kandang bersama yaitu, lebih efektif, efisien dan ekonomis dalam segala
hal, seperti modal, material, waktu pemberian pakan dan perawatannya, kemudian
tokek dalam kandang bersama lebih mudah dalam melakukan proses perkawinan.
Kelemahan sistem kandang bersama adalah pertumbuhan badan dan berat relatif
lebih lama, terjadi persaingan pakan, mudah stres dan mudah terkena penyakit
lainnya.
3.3.6. Perkawinan
Tokek
memiliki musim kawin pada akhir kemarau sampai dengan menjelang musim hujan
yaitu sekitar bulan September hingga bulan Oktober. Perkawinan tokek dapat
dilakukan pada umur minimum 20 bulan untuk pejantan dan 14 bulan untuk tokek
betina. Ciri-ciri tokek siap untuk kawin, baik jantan maupun betina diantaranya
:
1.
Alat kelamin
terlihat membesar dan basah pada betina.
2.
Sering
menggerak-gerakkan ekornya.
3.
Tokek terlihat
agresif didalam kandang, tetapi kadang-kadang tidak bergairah.
4.
Tokek terlihat
gelisah dengan bergerak mengitari kandang seakan-akan ingin mencari jalan
keluar.
5.
Nafsu makan
berkurang atau hilang sama sekali.
Perkawinan tokek tidak dilakukan di kandang betina,
melainkan di kandang pejantan, sehingga betina yang siap untuk dikawinkan
segera dipindahkan ke kandang pejantan untuk melakukan perkawinan. Hal tersebut
dilakukan karena tokek jantan lebih mudah stres dengan perubahan secara
mendadak, salah satunya adalah pemindahan kandang baru yang dapat menyebabkan
tokek beradaptasi lebih lama. Proses pemindahan tokek betina ke dalam kandang
tokek jantan pun dilakukan secara hati-hati dan tidak membuat kegaduhan agar
tokek jantan tidak merasa terganggu yang dapat menyebabkan stres.
Proses perkawinan tokek dimulai dengan tokek jantan
yang mengeluarkan suara secara berulang-ulang ntuk menarik betina, kemudian
tokek jantan akan mendekati betina dari belakang dan keduanya bergerak dari
sisi ke sisi dengan posisi jantan memegang betina menggunakan giginya,
menggigit betina di daerah leher. Setelah satu bulan, betina akan segera
bertelur dengan sekali bertelur tokek mampu mengeluarkan dua butir telur.
Sumber : Susilo dan
Rahmat, 2010.
|
Ilustrasi
1. Telur Tokek
Tokek biasanya menyimpan telur-telurnya di dinding
kandang atau sarang agar aman dan tidak terganggu atau bahkan dimakan oleh
tokek lainnya. Tokek betina akan menjaga telurnya selama beberapa hari, setelah
itu telur akan dibiarkan hingga menetas. Sehingga, pemindahan telur tokek perlu
dilakukan untuk menjaga telur-telurnya dan siap untuk ditetaskan.
3.4. Pemasaran
Tokeke memiliki nilai jual sebagai obat, soial dan hewan
peliharaan. Tokek sebagai obat dimnfaatkan bagian tubuh tokek seperti lidah,
darah dan empedu biasanya digunakan sebagai salep untuk penyakit kulit. Selain itu tokek juga dapat digunakan sebagai obat kuat dan obat batuk
darah, koreng,panu dan kadas.
Nilai
sosial karena beberapa orang atau derah menganggap tokek memiliki daya mistis.
Tokek yang memiliki ekor bercabang dan menghadap ketas banyak diyakini
masyarakt cina sebagai pembawa keberuntungan.
Penjualan
dalam bentuk hidup diekspor ke negara Amerika serikat, Peranis, Belanda, Jerman
dan kanada serta Cina. Sedangkan untuk di Indonesia dijual dengan cara diolah
terlebih dahulu menjadi sate, keripik dan laian-lain
3.5. Analisis
Usaha
1.
Tarantula untuk Fancy
Investasi
·
Kandang Rp
1.500.000,-
·
Tokek bobot
1 ons 1 @ Rp 200.000 Rp 1.200.000,-
·
Peralatan Rp
200.000,-
Total investasi Rp
2.900.000,-
Biaya
Produksi
Biaya
tidak tetap
·
Pakan Rp
150.000,-
ü Ulat Rp
50.000,-
ü Jangkrik Rp 50.000,-
ü Anak
Tikus Rp 50.000,-
Total Biaya tidak tetap Rp 3.050.000,-
Total
Biaya Produksi
Deskripsi
|
Jumlah
(Rp)
|
Investasi
|
2.900.000,-
|
Biaya tidak tetap
|
150.000,-
|
Total
Biaya
|
3.050.000,-
|
Total Penerimaan
Penerimaan
|
Jumlah
|
Total (Rp)
|
Penjualan tokek bobot 3,5 ons
|
24 ekor @ 100.000.000
|
2.400.000.000,-
|
Penjualan tokek bobot diata 4 ons
|
6 ekor @ 50.000.000
|
1.200.000.000
|
Total
|
|
3.600.000.000
|
Total Keuntungan
Total
penerimaan – total biaya produksi =
Rp 3.600.000.000 – Rp 3.050.000
=
Rp 3.596.940.000,-
DAFTAR PUSTAKA
Susilo,
A. B. dan P. Rahmat. 2010. Dahsyatnya Bisnis Tokek. AgroMedia Pustaka, Jakarta.
AgroMedia,
R. 2010. Tips Jitu Memelihara 9 Hewan Kesayangan
Populer. AgroMedia Pustaka, Jakarta.
0 komentar:
Posting Komentar